Senin, 20 April 2015

Pendidikan Kewarganegaraan Tugas 2 (Profile 2 Provinsi)

PROVINSI PAPUA 
Papua merupakan propinsi paling timur Indonesia,berbatasan dengan Papua Guenea. Pulau disekitarnya  adalah Biak, Numfor, Yapen dan Mapia. Disebelah barat pulau Salawati, Batanta, Gag, Waigeo dan Yefman. Dipesisir Selatan terdapat pulau Kalepon, Komoran, Adi, Dolak dan Panjang.
Jumlah penduduk hingga 2008 2,6 juta jiwa dengan tingkat kepadatan 7 kilometer persegi (2008). Jumlah penduduk usia kerja (Agustus 2008) sebesar 1,4 juta jiwa terdiri dari angkatan kerja sebesar 1,07 juta jiwa dan bukan angkatan kerja sebesar 326 ribu jiwa. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja sebanyak 1,03 juta jiwa dan pengangguran 47 ribu jiwa. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 76,70 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,39 persen.
Jumlah penduduk  miskin pada tahun 2007 sebanyak 794 ribu jiwa (40,78 persen) dimana 95,5 persen berada di pedesaan. Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2009 sebesar Rp 1.216.100. Jumlah penerima BLT (2005) menurut kategori sangat miskin sebanyak 157ribu jiwa,  miskin sebanyak 139 ribu jiwa, dan mendekati miskin sebanyak 192 ribu jiwa. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di tahun 2006 adalah 62,8, sementara angka indeks untuk Indonesia sebesar 70,1 pada tahun yang sama.

SUMBER DAYA ALAM
Sektor pertambangan memberikan kontribusi lebih dari 50 persen perekonomian Papua, dengan jenis tambang unggulan adalah tembaga, emas, minyak dan gas, dengan potensi 2,5 miliar ton batuan biji emas dan tembaga terdapat di wilayah konsesi Freeport. Di samping itu, batu bara 6,3 juta ton, batu gamping di atas areal seluas 190 ribu ha, pasir kuarsa seluas 75 ha dengan potensi hasil 21,5 juta ton, lempung sebanyak 1,2 juta ton, marmer sebanyak 350 juta ton, granit sebanyak 125 juta ton dan hasil tambang lainnya seperti pasir besi, nikel dan krom.


Kehutanan
Luas hutan Hutan di Papua mencapai 31 juta ha dengan hasil hutan sebagian besar adalah kayu meranti, kayu matoa, kayu merbau, dan kayu dammar. Total produksi hutan sebesar 21 ribu ton (2005). Total potensi hutan meskipun secara fisik cukup besar namun kurang ekonomis karena potensi per hektarnya sangat rendah yaitu 35 m³/ha untuk jenis komersial dan 61 m³/ha untuk semua jenis.

Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
Luas lahan pengembangan tanaman pangan dan hortikultura mencapai 3,5 juta ha (2005), dengan rincian yang sudah dimanfaatkan 103 ribu ha atau 2,29 persen dan yang belum dimanfaatkan seluas 3,4 juta ha atau 97,08 %.

Luas perkebunan sebesar 5,5 juta ha, seluas 161 ribu ha sudah dimanfaatkan untuk perkebunan rakyat (PR) dan perkebunan besar (PB) dengan total produksi 62 ribu ton. Komoditas unggulan adalah kelapa sawit dengan produksi 31 ribu ton (49,91 persen), kakao dengan produksi 11 ribu ton (18.28 persen), kopi Arabic produksi 2.583 ton (4.16%), buah merah dengan produksi 1.889 ton (3,04%) dan karet dengan total produksi 1.458 ton (2,35%) di tahun 2005. Komoditas yang paling diminati oleh investor adalah kelapa sawit, dengan luas areal perkebunan 21,4 ribu ha.
Luas Areal Perkebunan Besar
No
Nama Perusahaan
Lokasi Perusahaan
Komoditi
Luas Tanam (Ha)
1
PT. Tunas Sawa Erma
Merauke
K. Sawit
8.800
2
PT. Sinar Mas
Jayapura
K. Sawit
11.000
3
PT. Merauke Sawit Jaya
Merauke
K. Sawit
200
4
PT. Bumi Irian Perkasa
Keerom
K. Sawit
1.400
5
PT. Purni Jaya
Keerom
Kakao
500
Total
21.900
Secara umum potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 1,5 juta ton/tahun dan perikanan darat sebesar 2,7 ribu ton/tahun (belum termasuk potensi lahan untuk pengembangan budidaya laut dan tambak diperkirakan sebesar 1,7 juta ha)
KONDISI EKONOMI MAKRO TRIWULAN III-2009
Perekonomian diperkirakan mengalami perlambatan pada periode ini. Perlambatan ekonomi yang diperkirakan terjadi disebabkan oleh perlambatan pada tiga sektor utama yang memiliki kontribusi dominan pada perekonomian yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Kecuali itu, perlambatan juga disebabkan oleh komponen konsumsi pemerintah dan komponen ekspor. Sektor pertambangan dan penggalian menurun disebabkan oleh semakin rendahnya produksi tambang PT.Freeport yang berpengaruh pada pencapaian perekonomian regional pada triwulan ini. Selain itu, penurunan ekspor lebih diakibatkan oleh perlambatan pertumbuhan ekspor konsentrat tembaga dari PT. Freeport karena turunnya produksi.
Perubahan harga dicerminkan oleh pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Jayapura pada bulan September 2009 terjadi inflasi sebesar 1,29 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 116,62.
Realisasi penerimaan daerah sampai dengan September 2009 mencapai Rp.3.662,188 triliun atau 68,82% dari target sebesar Rp.5,322 trilliun. Penerimaan tersebut berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 302,66milliar, Dana Perimbangan sebesar Rp. 1,134 milliar dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp. 2.225,95 milliar.
PAD yang bersumber dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah, sampai dengan September 2009, mencapai Rp. 302,66 milliar (berasal dari penerimaan Pajak Daerah sebesar Rp. 193,716 milliar, Retribusi Daerah sebesar Rp. 13,096 milliar, dan Laba dari BUMD sebesa Rp 28,9 milliar).
Dana perimbangan, yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus, sampai dengan September 2009,  mencapai Rp. 1.134,19milliar atau 72,39 % dari target sebesar Rp.1,567 milliar. Realisasi tersebut disumbang oleh Dana Bagi Hasil Pajak /Bukan Pajak sebesar Rp. 227,83 milliar, Dana Alokasi Umum sebesar Rp. 831,85 milliar dan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.24,382 milliar.
Selain penerimaan PAD dan Dana Perimbangan, sumber penerimaan yang lain adalah Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah yang meliputi Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Otonomi Khusus (Otsus) dan Dana Tambahan Infrastruktur. Sampai dengan September 2009, Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai Rp.1.555 milliar atau 59 % dari target sebesar Rp.3.409,796 milliar.
Indikator
IV-2008
I-2009
II-2009
III-2009
IHK Kota Jayapura
115,32
115,32
114,84
116,62
Laju Inflasi (yoy %)
12,55
8,26
2,77
1,44
PDRB Prov Papua (hk, mil Rp)
5.575,76
5.715,95
6.156,41
5.655,12
Pertumbuhan PDRB (yoy %)
38,24
37,97
37,99
19,44
Pertumbuhan PDRB (yoy %)
7,15
7,22
7,82
7,16
 Flora Provinsi Papua
Buah merah oleh masyarakat wamena Papua disebut kuansu. karena tanaman Buah Merah termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan, namun tinggi tanaman dapat mencapai 16m dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5-8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah.
Kultivar buah berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah maroon terang. Walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yg berbuah berwarna coklat dan coklat-kekuningan.

Buah Merah ( Pandanus conoideus lam )


 Fauna Provinsi Papua
Cendrawasih 12 Kawat adalah burung endemik di wilayah hutan Papua yang tidak berimigrasi ini mempunyai warna yang indah, paruh dan kaki yang kuat, suara yang keras serta ketahanan terbang
yang baik.
Burung Cendrawasi ( Seleucidis melanoleucus )
PROVINSI JAWA TENGAH
Provinsi Jawa Tengah secara geografis terletak antara 5o 40 dan 8o 30 Lintang Selatan dan antara 108o 30 dan 111o 30 Bujur Timur. Batas wilayah provinsi ini adalah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebelah Barat dengan Provinsi Jawa Barat dan sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur.

Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota dengan Kota Semarang sebagai ibukota provinsi. Luas wilayah Jawa Tengah sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas Pulau Jawa (1,70 persen dari luas Indonesia). Luas yang ada terdiri dari 922 ribu hektar (30,47 persen) lahan sawah dan 2,26 juta hektar (69,53 persen) bukan lahan sawah.

Pada Tahun 2012 Jawa Tengah memiliki suhu rata-rata berkisar antara 25o C sampai dengan 28o C. Untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari 75% sampai dengan 83%. curah hujan tertinggi yaitu mencapai 4.972 mm dan hari hujan terbanyak tercatat sebanyak 203 hari.

Struktur ekonomi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 didominasi sektor Industri Pengolahan (32,73%), Perdagangan (22,16%) dan Pertanian (17,41%). Pada Sektor perdagangan kontribusi sub sektor perdagangan besar dan eceran mempunyai andil terbesar, diikuti oleh restoran dan hotel. Sektor pertanian kontribusi sub sektor pertanian ubi kayu menjadi yang terbesar, diikuti oleh jagung.

Komoditi yang diunggulkan provinsi ini adalah Sektor perkebunan dengan komoditi kakao, karet, tebu, kopi, kelapa, aren, cengkeh, jambu mete, jarak, kapuk, kemiri, lada, pala, pinang, teh, vanili, tembakau dan Nilam. Sedangkan dari sektor pertanian adalah jageng, kentang, kedelai, nanas, pisang, ubi jalar dan ubi kayu. Sedangkan dari sektor peternakan adalah sapi, babi, domba, kambing, kerbau dan kuda. Sedangkan sektor jasa yang diunggulkan adalah Wisata alam dan wisata budaya. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah, obyek wisata yang paling terkenal adalah Candi Borobudur yang termasuk satu di antara 10 keajaiban dunia, yang terletak di Kabupaten Magelang.

Untuk menunjang kegiatan perekonomian dan investasi, Provinsi Jawa Tengah memiliki sarana penunjang diantaranya untuk transportasi udara tersedia Bandara Achmad Yani di Kota Semarang, Bandara Tunggul Wulung di Kabupaten Cilacap, Bandara Dewadaru di Kabupaten Jepara dan Bandara Adi Sumarmo di Kota Solo yang menjadi bandara utama di provinsi ini. Bandara Adi Sumarmo melayani penerbangan domestik dan internasional. Untuk transportasi laut di provinsi ini tersedia Pelabuhan Pekalongan di Kota Pekalongan dan Pelabuhan Tanjung Emas yang terletak di Kabupaten Semarang, yang melayani pelayaran nasional dan internasional. Selain itu juga ada Pelabuhan Tegal, Pelabuhan Tanjung Intan, Pelabuhan Rembang, Pelabuhan khusus widuri terminal, Pelabuhan Karimunjawa, Pelabuhan Juwana, Pelabuhan Jepara, Pelabuhan Brebes, Pelabuhan Batang, Pelabuhan PT Sibolga Ratu Raya, Pelabuhan Khusus PT Antam dan Pelabuhan Khusus Pertamina. Selain itu di provinsi ini juga tersedia kawasan industri yang dapat meningkatkan perekonomian, seperti Kawasan Industri Candi Semarang, Kawasan Industri Terboyo, Kawasan Industri Tugu Wijayakusuma, Kawasan Industri Wonogiri, LIK Bugangan Baru Semarang, Kawasan Industri BSB Bonded Zone, dan Tanjung Emas Export Processing Zone yang berada di Kota Semarang. Di Provinsi ini juga terdapat tiga jalan, Yaitu jalan Negara, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten/kota. Panjang Jalan Provinsi adalah 2.565,62 km, sedangkan panjang jalan Negara adalah 1.390,57 km dan panjang jalan Kabupaten/Kota adalah 22.458,95 km.
FLORA DAN FAUNA JAWA TENGAH
·         Fauna:: Burung Kepodang Emas ( Oriolus chinensis )
Fauna  yang jadi maskot provinsi Jawa Tengah ini adalah jenis burung yang memiliki warna keemasan seperti namanya ‘burung kepodang emas’, warna keemasan dengan garis hitam pada sayap dan ekornya membuatnya tampak elok. Burung ini termasuk pemakan biji-bijian dan burung ini juga memiliki suara yang indah.
→Burung Kepodang 
·        Flora:: Kantil (Cempaka Putih)
Flora maskot provinsi Jawa Tengah ini adalah bunga katil atau cempaka putih.
Kantil (Cempaka Putih) merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna putih dan berbau harum dengan tinggi pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang mempunyai nama latin Michelia alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga jeumpa (cempaka kuning) ini merupakan tanaman khas (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah.
Mitos yang berkembang di masyarakat, aroma bunga kantil yang khas sangat disukai oleh kuntilanak, sejenis makhlus halus berjenis kelamin perempuan. Kuntilanak, menurut mitos ini, sering menjadikan pohon kantil (cempaka putih) sebagai rumah tempat tinggalnya. Terlepas dari mitos tersebut, kantil mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah baik dalam prosesi perkawinan maupun kematian.
Tanam’an kantil mempunyai beberapa nama lokal di berbagai daerah di Indonesia. Nama-nama lokal tersebut diantaranya adalah cempaka putih, kantil (Jawa), cempaka bodas (Sunda), campaka (Madura), jeumpa gadeng (Aceh), campaka putieh (Minangkabau), sampaka mopusi (Mongondow), bunga eja kebo (Makasar), bunga eja mapute (Bugis), capaka bobudo (Ternate), capaka bobulo (Tidore).
Dalam bahasa Inggris, fauna identitas Jawa Tengah ini disebut White champaca. Di Filipina tanaman ini dikenal sebagai Tsampakang puti. Dalam bahasa ilmiah (latin) bunga kantil disebut sebagai Michelia alba yang bersinonim dengan Michelia longifolia (Blume).
Ciri-ciri. Pohon kantil mempunyai tinggi yang mampu mencapai 30 meter dan mempunyai batang yang berkayu. Pada ranting-ranting pohon cempaka putih biasanya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna keabu-abuan.
Daun kantil (cempaka putih) tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Tangkai daun lumayan panjang, mencapai hampir separo panjang daunnya. Kantil (Michelia alba) mempunyai bunga berwarna putih yang mempunyai bau harum yang khas. Tanaman yang dimitoskan sebagai rumah kuntilanak ini jarang ditemukan mempunyai buah karena itu perbanyakan dilakukan secara vegetatif.
Habitat dan Persebaran. Pohon kantil (cempaka putih) tersebar mulai daratan Asia beriklim tropis hingga beberapa pulau di kawasan Pasifik. Di Indonesia, tanaman ini yang menjadi flora identitas provinsi Jawa Tengah ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Habitat tumbuhan kantil meliputi daerah beriklim tropis pada dataran rendah hingga ketinggian mencapai 1.600 meter dpl.
Referensi :
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/777-profil_papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar