ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN
PENERAPAN METODE EVA ( Economic Value Added) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR,
TBK
Defi
Nurharyanti
D3
Manajemen Informatika/Tehnik Informatika
Defi.nurharyanti19@gmail.com
ABSTRAK
Eva
merupakan alat pengukuran kinerja perusahaan untuk menilai tingkat keberhasilan
perusahaan ditinjau dari sisi kepentingan dan harapan kreditur dan pemegang
saham .
Tujuan
dari penulisan ilmiah ini adalah untuk
membandingkan kinerja keuangan
yang dihasilkan perusahaan dengan
penerapan EVA dibandingkan dengan
pendekatan Konvensioal. Dan untuk membandingkan nilai EVA yang dihasilkan
Perusahaan dengan tahun sebelumnya untuk memenuhi tujuan tersebut maka penulis
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penulis yaitu, Laporan Keuangan
dan lain-lain. Metode yang digunakan adalah EVA yang dimana dirumuskan dengan cara NOPAT (Net Operation
Profit After Tax) dikurangi dengan Capital Charges (biaya modal).
Adapun
hasil dari Pembahasan menunjukkan bahwa pada tahun 2006 – 2010 PT Indofood
Sukses Makmur, Tbk menghasilkan nilai
EVA yang positif , lalu pada tahun 2006 menghasilkan nilai EVA terendah dan nilai EVA tertinggi
pada tahun 2010 . ini berarti kinerja
manajemen pada PT Indofood Sukses Makmur sudah baik karena mampu
mengahasilkan nilai yang positif dan
dapat meningkatkan nilai EVA pada setiap tahunnya.
Kata
kunci : Pengukuran Kinerja Keuangan ,Dengan Penerapan Metode EVA
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi saat ini berkembang pesat sehingga proses
inilah yang memacu para investor untuk
menanamkan modalnya pada sektor bidang usaha tertentu. Sebagai bahan
pertimbangan para investor untuk menanamkan modalnya di suatu
lembaga/perusahaan dengan melihat laporan keuangan yang ada. Kinerja perusahaan
mencerminkan prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam waktu dan
dapat bertahan dalam persaingan pasar bebas, perusahaan juga haruslah dapat
beroperasi secara terus-menerus.
Untuk memacu para investor menanamkan modalnya di suatu
perusahaan, maka manajemen dari perusahaan haruslah meningkatkan kinerjanya
dengan memperoleh laba bersih yang maksimal. Karena dengan laba ini para
investor dapat menanamkan modal di perusahaan tersebut sebab dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal. Adapun salah satu alat pengukur kinerja
perusahaan,yakni menggunakan Economic
Value added (EVA) .
Economic Value Added (EVA) adalah alat untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan yang lebih memperhatikan ekspetasi para penanam
modal ( kreditur dan pemegang saham ). Konsep EVA merupakan suatu konsep
penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stem Stewart &
Co, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep
EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai
perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur
dengan mempergunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang
ada .
EVA juga dapat dijadikan tolak ukur bagi manajemen
perusahaan untuk memperkirakan keinginan para investor yang ingin memaksimalkan
tingkat pengembalian dana yang di investasikan dan meminimalisasi biaya yang
dikeluarkan, sehingga mempengaruhi nilai perusahaan .
BAB II
LANDASAN TEORI
Peranan
kinerja sering kali dipakai sebagai indikator untuk mengukur baik buruknya
keadaan sebuah perusahaan. Salah satu cara untuk mengukur baik atau buruknya
suatu kinerja dapat dilihat dari tingkat output yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan guna mempelajari kinerja secara mendalam perlu diketahui makna dari
kinerja itu sendiri.
Kinerja adalah hasil pemanfaatan secara baik atas sumber
daya yang ada Kinerja sering kali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai
sasaran organisasi dan mematuhi standart dan perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang di harapkan. Penilaian
kinerja perusahaan digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan.
Pengertian
EVA menurut Amin Widjaja Tunggal adalah suatu system manajemen keuangan untuk
mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa
kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahan mampu memenuhi semua biaya
operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital) (Amin Widjaja
Tunggal, 2001:1).
EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan
biaya modal (cost capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba. EVA
merupakan suatu tolok ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. EVA merupakan
suatu tolok ukur yang menggambarkan jumlah absolute dari nilai pemegang saham
(shareholder value) yang diciptakan atau dirusak pada suatu periode tertentu,
biasanya setahun. EVA yang positif menunjukkan penciptaan nilai (Value
Creation) sedangkan EVA yang negative menunjukkan penghancuran nilai (value
Destruction).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa EVA merupakan jumlah uang yang diciptakan oleh perusahaan dengan
mengurangkan beban modal dari NOPAT yang menggambarkan pengembalian atas modal
yang dikeluarkan untuk investasi oleh perusahaan.
Jika EVA benar-benar menggambarkan arus kas perusahaan yang
sebenarnya, mudah dihitung dan dapat dipahami maka secara otomatis EVA memiliki
korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan terhadap nilai
pasar perusahaan. Hubungan yang dekat dengan penilaian pasar dan menyatukan
kepentingan manajer dengan para pemegang saham merupakan ciri khas EVA sebagai
ukuran yang lebih baik. EVA digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajer
sebagai bagian program pemberian intensif, alasannya adalah EVA memberikan
nilai tambah selama periode tertentu dan EVA dapat diterapkan kepada unit-unit
bisnis atau unit lainnya dari suatu perusahaan besar. Jadi meningkatkan EVA
secara teoritis akan meningkatkan nilai perusahaan dan karenanya ini adalah
ukuran yang bagus bagi kinerja manajer.
Economic Value Added (EVA) atau nilai tambah ekonomis
digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Kinerja merupakan indikator
perusahaan yang dapat menilai baik atau buruknya keadaan sebuah perusahaan
serta menilai prestasi yang telah dicapai suatu perusahaan.
Tolak ukur yang digunakan untuk menilai kinerja suatu
perusahaan dengan metode EVA tentang ada atau tidaknya proses nilai tambah
adalah sebagai berikut:
a)
Jika
EVA > 0 atau positif, maka telah terjadi nilai tambah pada perusahaan yang
dinilai dengan kata lain memiliki nilai ekonomis.
b)
Jika
EVA < 0 atau negatif, maka tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan
atau dapat dikatakan bahwa semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada
kreditur dan pemegang saham.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan
data sekunder yang penulis dapatkan dari internet, khususnya neraca konsilidasi
dan laporan laba rugi
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk sedangkan
akun-akun yang dibutuhkan untuk menghitung EVA yaitu, laba bersih setelah
pajak, modal kerja, modal yang diinvestasikan, biaya modal dan ekuitas serta
capital charges.
BAB IV
PEMBAHASAN
Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan EVA PT Indofood Sukses
Makmur,Tbk telah menunjukkan bahwa untuk tahun 2006-2010 nilai EVA yang
diperoleh adalah positif. Hal ini terjadi karena pada tahun 2006-2010
perusahaan sudah dapat memenuhi keinginan untuk mendapatkan keuntungan bagi
intern perusahaan dan juga pihak investor yang telah menanamkan modalnya di PT
indofood Sukses Makmur, Tbk . Nilai tambah ini didapat setelah perusahaan dapat
memenuhi kewajiban untuk mengganti resiko usaha dari modal yang ditanamkan oleh
investor.
Pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 213.314, hal ini terjadi karena adanya kenaikkan
kenaikkan nilai NOPAT yang diperoleh dari peningkatan laba perusahaan pada
tahun 2007. Pada tahun yang sama terjadi peningkatan pula pada nilai capital
charge yang naik pada tahun tersebut , hal ini disebabkan karena banyaknya para
investor yang telah menanamkan modalnya di PT Indofood Sukses Makmur,Tbk. Nilai
EVA positif yang didapat perusahaan pada tahun 2007 dikarenakan menurunnya
nilai WACC atau persentase dari biaya ekuitas dan biaya hutang perusahaan .
Invested capital tahun 2007 juga meningkat akibat dari jumlah modal yang
ditanamkan tahun 2007 mengalami kenaikkan sebesar 2.601.624 dari tahun
2006. Kenaikan NOPAT di tahun 2007 ini, berlanjut di tahun 2008 yang cukup sebesar 500.979. Kenaikan ini di sebabkan oleh adanya kenaikan laba
bersih yang di sertai dengan naiknya biaya bunga di bandingkan tahun 2007 .Invested Capital pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 1.534.250, dari tahun 2007 . Peningkatan ini terjadi di karenakan oleh adanya peningkatan WCR dan aktiva tetap setelah dikurangi dengan
akumulasi penyusutan tetapi kas
mengalami penurunan. Pada tahun 2008 persentase
WACC mengalami kenaikan kembali sebesar
0,4% dari tahun 2007. Kenaikan ini terjadi karena penurunan nilai pajak penghasilan dengan penurunan persentase cost of equity dan tingkat modal
dari ekuitas. Pada tahun 2008 capital charges
naik sebesar 87.644, dari tahun
2007. Kenaikan ini di sebabkan oleh dan naiknya invested capital dan persentase WACC sebesar 0,4%. Pada tahun 2008
perusahaaan mengalami kenaikan
pada nilai EVA sebesar 413.335, dari tahun
2007.
Pada tahun
2009, kenaikkan NOPAT juga terjadi yaitu sebesar 1.425.174 dari tahun 2008. Kenaikan ini di sebabkan oleh kenaikan laba bersih dan juga adanya kenaikan biaya bunga. Invested
Capital untuk tahun 2009 juga mengalami kenaikan sebesar 2.634.402, dari tahun 2008. Peningkatan ini terjadi
karena adanya kenaikan
WCR, dan aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan kenaikan
nilai kas. Karena kenaikan kas ditahun 2009 dari tahun 2008. Pada tahun
2009 WACC mengalami kenaikan sangat tinggi
sebesar 0,59% dari tahun 2008.
Peningkatan ini terjadi karena adanya kenaikan tingkat modal dari ekuitas dan
penurunan cost of equity. Pada tahun 2009 nilai capital charges mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 162.003,25,
dari tahun 2008.
Peningkatan ini terjadi
karena naiknya persentase WACC yang sangat tinggi dengan nilai invested
capitalnya naik. Pada tahun 2009 juga nilai EVA mengalami kenaikan
sebesar 1.263.170,75 ,
dari tahun 2008.
Peningkatan NOPAT terjadi kembali di tahun 2010 sebesar 507.431 dari tahun 2009.
Peningkatan ini di sebabkan oleh peningkatan
laba bersih
perusahaan yang cukup signifikan dan kenaikan pada biaya bunga. Invested Capital untuk tahun 2010 mengalami peningkatan
cukup tinggi dari tahun – tahun sebelumya yaitu
sebesar 10.466.791, dari tahun 2009. Peningkatan ini di karenakan oleh adanya
penurunan WCR dan
kenaikan kas yang cukup tinggi serta
aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Persentase WACC untuk tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,89% dari tahun 2009. Penurunan ini di sebabkan oleh adanya penurunan pada
cost of equity . Pada
tahun 2010 nilai capital charges mengalami kenaikan yang sebesar 40.473,6, dari tahun 2009. Hal ini di sebabkan oleh adanya penurunan pada WACC walaupun terjadi kenaikan pada invested capital. Pada tahun 2010 perusahaan kembali mengalami peningkatan pada
nilai EVA sebesar 466.957,4.
Dapat di lihat dari data di atas nilai EVA periode 2006-2010 bernilai positif atau telah terjadi proses nilai tambah ekonomis pada
perusahaan yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan penciptaan nilai EVA tertinggi Selama periode
2006-2010 yaitu di tahun 2010 dan nilai terendah berada ditahun 2006. Hal
ini terjadi karena adanya penurunan penjualan . Seharusnya perusahaan Meningkatkan
produk dengan cara membuat inovasi serta produk-produk yang baru.
BAB
V
Kesimpulan
dan Saran
Kesimpulan
Setelah
dilakukan perhitungan dan analisis kinerja perusahaan pada PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Dengan
menggunakan metode EVA ( Economic Value Added)
hasil analisis kinerja keuangan
selama periode 2006-2010 pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, bahwa
perusahaan telah menciptakan nilai EVA yang positif yang dari tahun ke tahun meningkat, dimana
nilai EVA tertinggi terdapat pada tahun 2010 yaitu dengan nilai sebesar
3.592.588,57 dan nilai EVA terendah terdapat pada tahun 2006 yaitu dengan nilai
sebesar 1.102.376,08 artinya perusahaan menghasilkan nilai tambah ekonomis,
selain menambah keuntungan perusahaan juga memberikan profit bagi investor dan
meyakinkan mereka untuk menanamkan modalnya dalam jangka panjang.
2.
Untuk
meningkatkan nilai tambah pada laporan keuangan pada periode selanjutnya yaitu
dengan cara meningkatkan nilai laba
Operasi (NOPAT), karena NOPAT merupakan salah satu penentu dari perhitungan EVA
perusahaan dan indikator yang digunakan dengan cara meningkatkan penjualan dan
menekan biaya-biaya, Untuk mendapatkan nilai laba yang maksimal yaitu dengan
cara meningkatkan penjualan produk serta meningkatkan inovasi pada setiap
produk baru yang di sertai dengan promosi yang maksimal pula.
Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang dihasilkan yang
menyatakan bahwa kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk sangat baik dan
mampu menciptakan nilai tambah perusahaan yang positif, karena banyak investor
dalam memutuskan untuk menanamkan modalnya di suatu perusahaan menggunakan
metode EVA untuk mempertimbangkan kinerja perusahaan tersebut.
maka penulis menyarankan sebaiknya perusahaan tetap
mempertahankan kinerjanya serta perusahaan harus tetap meningkatkan nilai NOPAT
dan mengurangi capital charges setiap tahunnya, karena jika nilai capital
charges lebih besar daripada NOPAT akan mempengaruhi nilai EVA.
DAFTAR PUSTAKA
Hery. 2009. Akuntansi Keuangan
Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara
Mardiasmo.2001.Akuntansi
Keuangan Dasar.Universitas Gajah Mada : Yogyakarta
Sadeli,
Lili M. 2009. Dasar- Dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara.
Soemarso,
S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar
Edisi 5. Salemba Empat : Jakarta
Widjaja
Tunggal, Amin. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA).
Harvarindo, Jakarta.
Widjaja
Tunggal, Amin. 2008. Pengantar Konsep
EVA dan VBM. Harvindo, Jakarta.
Wibowo,
Luki Bani.2005. Pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan
Terhadap
Return Pemegang Saham. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta
Young,
S. David dan O’ Byrne Stephen. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan
Praktis untuk Implementasi Salemba Empat: Jakarta.